Rabu, 02 Desember 2009

Karena Pangiilan-Mu Ya Rabb !

Pagi ini menjadi pagi yang sangat berarti. Ba’da shubuh kami jemaah masjid Syahabudin pergi kerumah pak Rahim. Pak rahim adalah jemaah masjid syahabudin, selain itu beliau adalah pemilik rumah yang kami sewa. Dirumah beliau diadakan acara do’a bersama untuk mengantarkan kepergian beliau naik haji. Bp dan Ibu rahim akan berangkat jam 7 pagi dengan rombongan jemaah haji dari kota siak. Rombongan akan berangkat dengan kapal laut menuju batam.

Pulang dari masjid kami putuskan kerumah dulu, untuk sekalian persiapan ebrangkat sekolah. Kamipun menyusul rombongan jemaah dirumah P rahim. Sampai disana acara do’a tengah berlangsung, begitu khusyu’ dan tenang. Saya melihat bu rahim terisak-isak penuh keharuan. Hati saya bergetar ...
” ya rabb, terasa sekali nuansa panggilan-Mu ini telah membuat hati kamipun rindu..dan inginkan undangan-Mu”.

Selesai doa...kami menjabat tangan bu rahim erat. ...” Semoga menjadi haji yang Mabrur......!”, ucap para jemaah.

Beliau terus terisak......dan sangat terharu. Siapapun akan terharu ketika dalam situasi seperti ini. Beerngkat berhaji untuk menunaikan panggilan Allah. Perjalanan spiritual yang akan memberikan nuansa keimanan dalam hati. Lirih dalam hati....” Rabb,... sampaikanlah kami ditanah suci...”

Selain mempunyai agenda dirumah Bp dan ibu rahim, kami juga akan mengunjungi dr baig erni. Beliau adalah istri dari menajer penididkan ditempat saya mengajar. Bu baig akan pergi haji juga, sekaligus sebagai tenaga kesehatannya. Dirumah beliau sedang duduk ditemani anak-anak, saudara dan suaminya ust rasyid. Terlihat gurat kesediahan terpancar ....maklum anak bu erni masih kecil sehingga terasa berat berpisah dari ibunya. Sebelum berazngkat, kami berdo’a bersama. Kami pun ikut mengantarkan beliau ke Lasdap...pelabuhan yang tak jauh dari rumah b baig.

Dengan berjalan kami...beriringan menuju pelabuhan. Anak-anak bu baig, thariq dan aulia...menggandeng mamanya. Air mata bu erni terus menetes. Disamping beliau...terasa apa yg beliau rasakn terasa sayapun ikut meraszkan.
Sambil berjalan..beliau bercerita..:
” sebenarntya kesempatan untuk naik haji telah terbuka untuk saya sejak lama,..... kami bisa mengikuti tes untuk ekberangkatan haji sebagai tenanga medis, namun waktu itu belum terpanggil hati ini...”, kata beliau denan haru.

Beliaupun melanjutkan.....
” sekaranglah saatnya saya memenuhi panggilan-Nya...., ungkap beliau sambil memegang tangan saya erat.

Tak urung air mata saya menitip......sambil bercanda saya katakan :
” Sekarang ibu dulu pergi.....dan manset saya yang sampai sana, tahun depan ganti orangnya...”
Beliaupun tersenyum dalam derai airmata.Manset yang saya maksudkan adalalh aksesoris perlangkapan muslimah yang dibunaka dilengan. Karena beliau lupa memakai amngset, akhirnya saya berikan makset saya.

Baru kali ini saya merasakan keharuan dan rasa yang ’lain’ ketika mengantarkan sahabat pergi ber haji. Seolah-olah......ingin menjadi bagian dari ejmaah itu. Terbayang mekkah dan ka’bah. Suami pun berkata :
” Menanbung neng.....utnuk bisa berhaji, niat harus didukung dengan ikhtiar !”.... kata beliau bijak.

Yah, benar saja.....beapapun jumlah uang yang bisa kita sisihkan tidak menjadi soal. Yang penting proses ikhitar kita untuk mencapai cita-cita kita. Bukan sekaedar omong ksosng tanpa berusaha melakukan apa-apa.

Rabb.....Mudahkanlah......!

Denting Haji, 3 Nov 2009

Tidak ada komentar:

Posting Komentar