Jumat, 27 November 2009

Merayakan Idul Adha di Negeri Melayu

Takbir menggema di penjuru kota siak, dari Masjid Syahabudin belakang rumah kami terdengar sangat jelas. Mendengar Takbir saat menjelang hari raya menimbulkan perasaan haru dihati. Keharuan yang menyeruak dari hati....menyadari kebesaran Allah,....dan perasaan rindu keluarga berbaur jadi satu. Air matapun menitik, sedih karena menyadari jarak yang terbentang antara siak-jakarta, siak-solo....tempat dimana kakak-kakak, orangtua dan sahabat dekat kami berada.

Baru tahun ini kami tak melewatkan lebaran dirumah mbak ulfa, kakak perempuan kami di bekasi. biasanya malam takbiran kami berkumpul dirumah mbak dan mas udin kakak lelaki kami, juga ikut berkumpul. Kenikmatan bersama keluarga, memang menjadi kenangan manis yang akan selalu kita kenang. Paginya kami berangkat ke tanah lapang menunaikan sholat id bersama. Hari kedua lebaran, saya kembali ke jakarta untuk mengikuti pelaksanaan pemotongan hewan qurban disekolah, dengan sesama rekan guru. Yang dagingnya akan kita bagikan ke penduduk disekitar sekolah......

Tapi sekarang,....saya tidak ada dijakarta. Kami ada di siak sri indrapura yang dikenal dg negeri melayu. tentu, aka berbeda cara saya melewati lebaran ini. Tak ingin terus bersedih, kami putuskan pergi mengunjungi Ibu kun kepala sekolah saya. Beliau tinggal bersama pak kadir suaminya, dan anak bungsu beliau si Ratu. Bu Kun sangat keibuan, dan menganggap guru-guru adalah anaknya. kami sangat nyaman didekat beliau. Ketika kami datang, ibu sibuk menyiapkan makanan berbuka..berupa jenang salak. Ibu dan Bapak tampak bahagia kami datang. Yah...kami yakin kita bisa mendapatkan saudara dimana saja kita berada.

Malamnya kami mengikuti takbir keliling....sungguh sangat ramai dan hangat suasana malam takbiran di siak. iring-iringan mobil dengan hias-hiasan masjid dan ka'bah tampak memenuhi jalan. yah, ternyata acara takbir keliling ini diikuti hampir seluruh masjid yang ada disiak dan acara ini dilombakan. untuk pemenangnya akan mendapat hadiah uang jutaan rupiah untuk dana kegiatan masjid. Fantastis buat saya melihat mobil-mobil bak terbuka dengan bapak-bapak, pemuda, dan anak-anak mengenakan busana melayu. Busana melayu adalah baju koko atas bawah, lalu dililitkan sarung. hmmm....Masing-masing mobil dilengkapi dengan sound yang mengajak seruan utnuk bertakbir dan bertahmid. Hal ini bisa menjadi syiar yang efektif untuk masyarakat siak, yang tengah berdiri di sepanjang jalan menyaksiakan iring-iringan. sayang sekali saya tidak punya kamera untuk mengabadikannya......

Keesokan paginya, kami berangkat sholat id Di Masjid Sultan Syaif Qasim Islamic Center. Masjid ini adalah masjid terbesar di siak. Mendengar suara takbir, hati saya kembali diliputi keharuan....namun saya agak terhibur. Karena di samping kiri dan kanan saya, ada saudara yang kami temukan di rantau. Ada Mbak neneng, istri imam masjid yang baik hati, ada Bu kun sosok orangtua yang sangat sabar, ada dini adik kecil dari bandung, ada kulsum dari banten, ada mbak lia dari padang, mbak yatimah dari depok, dan mbak rohimah dari jombang. Betul kan...saya tak sendiri.....!!!

Sepulang dari masjid, kami kerumah ibu kun untuk sarapan bersama. Ibu sudah memasak lontong opor dan sambel gorang hati yang nikmat. hmmmmm Alhamdulillah. Syukran ibu, masakannya luar biasa. Setelah selesai sarapan kami silahturahmi bersama kerumah mabk neneng. Dilanjutkan kerumah Pak Arfan, Kepala Dinas Pendidikan di siak. Pak arfan dan keluarga sangat hangat menerima kami. Segala hidangan disajikan, dengan semangat. Beliau begitu dekat dengan kami para guru, Bu Arfan juga sangat ramah menerima kami. Subhanallah.....dimanapun kita melangkah....dimanapun kita berada....kita tak kan pernah sendirian.

Sore harinya, sambil mengantarkan pesanan herbal kami mengunjungi Bu Elmiza dan Ust Shofwan. Mereka adalah pasangan dai-daiyah siak. Kami mengenal keluarga beliau, ketika Kang Dhony mengisi pesantren kilat ramadhan di SD yang diajar Bu Elmiza. Kemudian hubungan kami berlanjut, karena ternyata anak beliau Didi adalah murid kami di Islamic. Keluarga Bu elmiza adalah pelanggan herbal dan bekam kami. Kehangatan keluarga beliau berdua menyambut kami, membuat kami betah duduk untuk sharing dan berdiskusi. Syukran pak...Bu....telah meluangkan waktu buat kami.

Malam ba'da magrib...kami lanjutkan agenda silahturahmi ke rumah Pak Rasyid. Beliau adalah Manajer Pendidikan di Sekolah Islamic Center tempat saya mengajar. Dulu Pak rasyid tinggal di malaysia, mengajar di Internasional Islamic School. Karena panggilan hatinya....beliau membaktikan diri dan keluarganya untuk bersedia diminta menjadi manajer pendidikan di siak. Istri beliau Ibu baig Erni, seorang dokter yang sangat lembut mendampingi pak rasyid membaktikan dirinya untuk masyarakat melayu siak. Pak Rasyid asli dari Flores NTT. Dirumah beliau banyak berkumpul saudara-saudara asli flores yang tinggal di siak. Kami makan malam bersama dengan nikmatnya. Dengan Ketupat khas flores, ikan bakar yang sedap....alhamdulillah. Syukran Sir....

Alhamdulillah kami menjumpai saudara dimana saja kami berada....dan tak ingin kehilangan silahturahmi dengan teman-teman terdahulu...yang selalu kami rindu, mbak ulfa sekeluarga, mas mif mbak ita, mas udin,mami anis n abi, mbak ayu sekeluarga, mas arif n mbak juju, oim dengan belahan hatinya, Pak Budi dan pak hilal yang sedang sibuk dengan jundi kecilnya, Bunda Cica yang dengan kelembutannya membuat kami selalu rindu, adikku dewi dan desi yang masih dalam penantian, arru hafi dengan keceriannya, umi tina n b resti guru yang akan selalu abadi dihati, mbak wati kakak yangi tak kan pernah tergantikan, Pak Hotma yang telah berbagi strategi bisnis, mbak anit n hera...team kompak ceria..mbak siti maesuri yang makin sibuk di surabaya...dan seluruh teman-temanku di solo, semarang, sragen, jakarta......kami ucapkan :

Selamat Merayakan Hari Raya Idul Adha,
Semoga Allah senantiasa menjadikan kita umat yang beryukur dan bertaqwa. Amin